Berapakah Berat Badan Ideal Pada Saat Wanita Hamil?
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh wanita yang akan hamil adalah menjaga agar berat badannya dalam batas normal. Pasalnya, kenaikan berat badan yang terlalu banyak dapat memengaruhi kondisi ibu serta janin di dalam kandungan. Nah khususnya untuk para calon ibu, waspadalah dengan kondisi kelebihan berat badan saat hamil.
Batasan berat badan ideal dapat diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Cara menghitungnya adalah dengan rumus :
Diabetes Gestasional
Merupakan diabetes yang baru ditemukan atau didiagnosis saat kehamilan. Wanita yang mengalami diabetes gestasional lebih berisiko mengalami diabetes setelah masa kehamilan usai. Diabetes ini juga mungkin diturunkan kepada anaknya. Selain itu, diabetes gestasional dapat meningkatkan kemungkinan ibu melahirkan melalui proses operasi caesar.
Preeklamsia
Kondisi ini ditandai dengan :
Sleep Apnea
Sleep apnea atau apnea tidur adalah gangguan serius pada pernapasan yang terjadi saat tidur di mana saluran udara terhambat karena dinding tenggorokan yang mengendur dan menyempit. Ketika kita tidur, otot-otot tenggorokan dapat mengendurdan lemas. Dalam keadaan normal, kondisi ini tidak mengganggu pernapasan. Namun pada penderita apnea tidur, otot menjadi terlalu lemas sehingga menyebabkan penyempitan atau hambatan pada saluran udara yang mengganggu pernapasan.
Sedangkan, risiko yang bisa dialami oleh janin di dalam kandungan adalah Keguguran.
Ulasan
Wanita hamil dengan obesitas lebih berisiko keguguran dibanding wanita hamil yang tidak obesitas.
Kelahiran prematur Ketika ibu hamil memiliki berat badan berlebih atau obesitas, maka akan lebih berisiko mengalami preeklamsia.
Makin tinggi nilai IMT ibu hamil, makin meningkat pula risiko mengalami kelahiran mati pada bayi.
Bayi yang lahir dari ibu yang obesitas lebih berisiko mengalami kelainan bawaan, seperti cacat pada jantung maupun cacat pada saraf tulang belakang.
Makrosomia
Makrosomia merupakan kondisi ketika bayi berukuran lebih besar dari normal. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera pada bayi saat proses persalinan. Di samping itu, bayi yang lahir dengan kelebihan kadar lemak lebih berisiko mengalami obesitas pada kemudian hari.
Dengan mengetahui begitu banyak risiko kelebihan berat badan saat hamil, maka sudah seharusnya para wanita mempersiapkan kehamilannya dengan sebaik mungkin. Pastikan Anda memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setiap harinya, untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas serta jangan malas untuk berolahraga. Ajaklah suami Anda untuk berolahraga bersama, agar hubungan rumah tangga lebih romantis dan juga dapat menyehatkan janin Anda. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat..
Batasan berat badan ideal dapat diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Cara menghitungnya adalah dengan rumus :
Klasifikasi internasional IMT oleh World Health Organization (WHO) untuk populasi Asia-Pasifik adalah sebagai berikut:
- IMT < 18,5 kg/m2 = kekurangan berat badan (underweight)
- IMT 18,5–22,9 kg/m2 = berat badan normal
- IMT 23,0–24,9 kg/m2 = kelebihan berat badan (overweight)
- IMT 25,0–29,9 kg/m2 = obesitas derajat I
- IMT ≥ 30,0 kg/m2 = obesitas derajat II
- Naiknya tekanan darah (hipertensi)
- Adanya protein dalam pemeriksaan urine (proteinuria)
- Retensi cairan (edema) yang bisa ditemukan di kaki, tangan, mata, atau wajah, setelah masa kehamilan mencapai 20 minggu.
- Ada kemungkinan mengalami gagal ginjal atau hati.
- Risiko mengalami kejang dan strok juga dapat dialami.
Risiko yang bisa dialami oleh sang ibu, yaitu:
Diabetes Gestasional
Merupakan diabetes yang baru ditemukan atau didiagnosis saat kehamilan. Wanita yang mengalami diabetes gestasional lebih berisiko mengalami diabetes setelah masa kehamilan usai. Diabetes ini juga mungkin diturunkan kepada anaknya. Selain itu, diabetes gestasional dapat meningkatkan kemungkinan ibu melahirkan melalui proses operasi caesar.
Preeklamsia
Preeklamsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan. Preeklamsia yang tidak disadari oleh sang ibu hamil bisa berkembang menjadi eklamsia, kondisi medis serius yang mengancam keselamatan ibu hamil dan janinnya.
Kondisi ini ditandai dengan :
Sleep Apnea
Sleep apnea atau apnea tidur adalah gangguan serius pada pernapasan yang terjadi saat tidur di mana saluran udara terhambat karena dinding tenggorokan yang mengendur dan menyempit. Ketika kita tidur, otot-otot tenggorokan dapat mengendurdan lemas. Dalam keadaan normal, kondisi ini tidak mengganggu pernapasan. Namun pada penderita apnea tidur, otot menjadi terlalu lemas sehingga menyebabkan penyempitan atau hambatan pada saluran udara yang mengganggu pernapasan.
Sedangkan, risiko yang bisa dialami oleh janin di dalam kandungan adalah Keguguran.
Ulasan
Wanita hamil dengan obesitas lebih berisiko keguguran dibanding wanita hamil yang tidak obesitas.
Kelahiran prematur Ketika ibu hamil memiliki berat badan berlebih atau obesitas, maka akan lebih berisiko mengalami preeklamsia.
Preeklamsia biasanya berhubungan dengan terjadinya kelahiran prematur.
Makin tinggi nilai IMT ibu hamil, makin meningkat pula risiko mengalami kelahiran mati pada bayi.
Bayi yang lahir dari ibu yang obesitas lebih berisiko mengalami kelainan bawaan, seperti cacat pada jantung maupun cacat pada saraf tulang belakang.
Makrosomia
Makrosomia merupakan kondisi ketika bayi berukuran lebih besar dari normal. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera pada bayi saat proses persalinan. Di samping itu, bayi yang lahir dengan kelebihan kadar lemak lebih berisiko mengalami obesitas pada kemudian hari.
Dengan mengetahui begitu banyak risiko kelebihan berat badan saat hamil, maka sudah seharusnya para wanita mempersiapkan kehamilannya dengan sebaik mungkin. Pastikan Anda memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setiap harinya, untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas serta jangan malas untuk berolahraga. Ajaklah suami Anda untuk berolahraga bersama, agar hubungan rumah tangga lebih romantis dan juga dapat menyehatkan janin Anda. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat..
Komentar
Posting Komentar